KUPAS BUDAYA INDONESIA

Panakawan Siloka Kesucian Jiwa Pewayangan


siloka kesucian jiwa pewayangan

Sobat panglipur – Beberapa tokoh punakawan atau dalam alur cerita wayang golek disebut panakawan, merupakan penggambaran orang-orang yang memiliki kesucian jiwa.
Tokoh semar, cepot, dawala, gareng adalah para abdi ménak dalam cerita wayang golek. Menurut arti kata panakawan berasal dari dua kata yaitu pana yang berarti paham dan kawan yang berarti teman. 

Mereka tinggal disuatu wilayah yang disebut Karang Tumaritis yang berasal dari kata karang yang berarti halaman atau tempat, tumari asal kata dari tumarima, tis berasal dari kata titis berarti ketetapan baik dan buruk dari Maha Pencipta.

Jika dilihat dari keterangan diatas maka tokoh panakawan merupakan orang-orang yang tidak hanya bisa dijadikan abdi atau pembantu para ménak, tetapi juga bisa dijadikan teman yang paham dengan keadaan majikannya. Mereka adalah gambaran sifat yang bisa menerima apa saja yang sudah menjadi ketetapan Tuhan dimanapun mereka berada.

kisah pewayangan


Semar adalah seorang spiritualis yang rela meninggalkan kemewahan sawarga manik loka, hanya demi menjadikan manusia yang berakhlak mulia. Menurut ceritanya sawarga manik loka adalah hasil karyanya.

Tubuhnya yang hitam menggambarkan orang yang tidak pernah memikirkan keuntungan apabila memberikan pertolongan pada orang lain.
Wajahnya yang putih menggambarkan kejernihan pikiran dan kesucian jiwa sehingga terpancar diwajahnya.

Sementara tiga tokoh lainnya yaitu Astrajingga atau cepot, dawala, dan gareng yang merupakan anak-anaknya semar merupakan gambaran kesederhanaan. Mereka tidak pernah mengeluh dengan keadaan yang serba susah, tidak bersifat aji mumpung dan melakukan jalan pintas untuk meraih kesuksesan. Salah satu contohnya jika mereka menginginkan sebenarnya sangat mampu untuk hidup bergelimang harta kemewahan.

Bagaimana tidak ?

Meskipun mereka tahu sawarga manik loka yang menjadi pusat kekayaan dan kemewahan itu adalah buah karya bapaknya, tapimereka tidak pernah menuntut apapun dari saudara dan kerabatnya yang masih tinggal disana.
Sosok pemberani yang tidak pernah takut menghadapi siapa saja yang berani mengusik ketenangan majikannya. Sifat rendah hati yang mereka miliki mampu membendung hawa nafsu ketika banyak orang yang menghina dan menyepelekan mereka.

Dalam kehidupannya mereka selalu harmonis penuh kegembiraan padahal seumur hidup dalam kekurangan. Canda tawa sempal guyon gogonjakan menjadi keseharian mereka menggambarkan kebahagiaan hidup itu tidak hanya dengan kekayaan yang melimpah.
Demi mengabdi kepada nusa dan bangsa mereka berani mempertaruhkan jiwa raga, asal Negara aman dan sentosa.

Semar dan anak-anaknya itu bukan manusia yang tidak memiliki kemampuan, tapi mereka selalu bertindak handap asor atau rendah hati, serta berusaha menyembunyikan ilmu yang dimilikinya. Sejatinya semar adalah sosok yang berilmu tinggi yang sembunyi pada titik lemah manusia, jangankan pukulan atau tendangannya, kentutnya saja bisa membuat gunung-gunung hancur berterbangan.

Sobat panglipur meskipun itu hanya dalam tokoh fiksi wayang golek, tapi semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk jadi manusia yang lebih baik.

Rupanya cukup sekian yang bisa saya sampaikan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa pada kesempatan berikutnya.

Tari Ketuk Tilu Ikon Budaya Sunda


tari ketuk tilu ikon budaya sunda

Panglipur manah – Salah satu tarian khas jawa barat yang memiliki karakter tari hiburan atau tari pergaulan. Tari ketuk tilu pada mulanya sebagai tari yang dilangsungkan dalam acara-acara adat, yaitu ketika masyarakat sedang melangsungkan ritual menyambut datangnya masa panen padi. Pertunjukan tari ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang dewi padi, yang dalam kepercayaan adat sunda disebut Dewi Sri. Seorang gadis muda diarak menuju daerah yang lapang dengan diiringi alunan suara musik.

Setelah melewati perjalanan waktu yang cukup panjang pada akhirnya Tari Ketuk Tilu berkembang menjadi tari hiburan atau tari pergaulan yang sering dipertontonkan pada acara hiburan rakyat atau pada acara-acara hajatan warga, sangat berbanding terbalik dengan seni tari keurseus yang diperuntukan untuk para ménak



Kenapa disebut ketuk tilu ?
Hal ini dikarenakan pada awal terbentuknya tari ini hanya di iringi oleh tiga jenis alat karawitan saja, yaitu bonang, kendang dan rebab.

Ketuk tilu merupakan cikal bakal beberapa tarian kreasi baru, diantaranya adalah tari jaipong. Pementasan tari ketuk tilu setelah berubah menjadi tari hiburan tidak lagi mengarak seorang gadis cantik ke tanah lapang, melainkan berubah menjadi arak-arakan pengantin sunat. Pada situasi yang lain tarian ini bukan merupakan iring-iringan saja, tapi masyarakat yang hobi menari berkumpul untuk melangsungkan tarian secara bergantian atau berkelompok ditemani oleh beberapa orang penari.

Pelaksanaan tarian ini terkadang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain tergantung adat kebiasaan dan juga menyesuaikan dengan kearifan lokal setempat.
Ada beberapa gerakan yang terkandung dalam tarian ini seperti depok, bajing luncat, oray-rayan, ban karet dan gerakan-gerakan yang lain. Karakter tarian ini adalah enerjik penuh kegembiraan. Meriahnya suara waditra sunda atau gamelan diiringi alunan kawih sangat dinikmati oleh para penghobi tari. Pada saat-saat tertentu dalam pelaksanaannya juru kawih terkadang menyanyikan syair-syair lagu dadakan, tergantung suasana dan bisa saja mengimbangi kelakuan para penari.

ketuk tilu ikon budaya sunda


Kostum yang di gunakan pada pertunjukan Tari Ketuk Tilu ini terdiri dari kostum pria dan kostum wanita. Pada kostum pria biasanya menggunakan baju kampret dengan warna gelap. Pada bagian bawah menggunakan celana pengsi dengan beberapa perlengkapan yang lain seperti sabuk kulit atau golok golok. Pada bagian kepala menggunakan ikat kepala yang menurut adat budaya sunda disebut iket.
Untuk kostum wanita biasanya menggunakan kebaya dengan sinjang pada bagian bawah. Selain itu juga di lengkapi dengan aksesoris seperti sabuk, selendang, gelang, dan juga kalung. Pada bagian kepala penari biasanya menggunakan sanggul dengan hiasan rangkaian bunga untuk menambah kecantikan para penarinya.

Oke sobat panglipur, rupanya sekian dulu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat.
Sampai jumpa pada kesempatan berikutnya.

Metode Pembelajaran Kacapi Pelog


metode pembelajaran kacapi pelog

Sobat Panglipur – Untuk bisa menjadi pemain kacapi yang handal, sudah dipastikan kita harus melalui proses pembelajaran. Untuk mempermudah dalam melakukan proses belajar akan lebih baik jika dipandu oleh seorang guru ahli dalam bidangnya.

Tapi bagi anda yang ingin belajar secara otodidak, saya akan memberikan metode pembelajaran kacapi sunda agar dapat mempermudah dalam memahami teknik bermain kacapi sunda dengan laras pelog. Hal yang perlu kita perhatikan adalah seperti yang akan saya paparkan

Sistem Notasi

Hal dasar yang harus diketahui dalam bermain kacapi pelog. Kacapi sunda laras pelog menggunakan notasi Da Mi Na Ti La Da. Satu oktaf laras kacapi pelog adalah 5 nada maka jika senar atau dawai kacapi sebanyak 20 maka terdiri dari 4 oktaf.

Untuk menunjukan tinggi rendah nada menggunakan tanda titik.
Jika nada tinggi maka menggunakan titik dibawah nada, jika nada rendah maka ditambahkan titik diatas nada. Untuk menunjukkan nilai atau harga sebuah nada maka menggunakan garis diatas nada tersebut. Jarak interval antar nada yang satu dengan lainnya adalah 400 > 80 > 240 > 400 > 80.

Seperti yang terlihat pada gambar dibawah, Jarak antar dot itu nilainya 80 cent


metode belajar kacapi pelog


Penjarian

Untuk mempermudah mempelajari kacapi maka posisi jari harus terlatih untuk ditempatkan ditempat yang tepat. Menurut panduan yang diberikan oleh Heri Herdini, Posisi tangan kanan biasanya disimbolkan dengan T.Ka dan untuk tangan kiri disimbolkan dengan T.Ki, ibu jari simbolnya B dan jari telunjuk simbolnya A.

Pola tabuhan

Dalam memainkan kacapi sunda ada beberapa pola tabuhan yang biasa dimainkan yaitu :

Tabuhan pasieupan yang merupakan salah satu pola pirigan yang secara umum dalam permainan kacapi seperti cacag, beulit, golosor, papageran turun, gulung, ambahan, nunggu, méréan, tutup, cindek, liliwatan, buntut, santok, aweuhan, kulincer dan kemprang barung.
Tabuhan ini biasanya dilangsungkan pada saat dimulainya sebuah lagu atau bisa juga disebut intro, dan juga mengiringi kawih sunda cianjuran layaknya sebuah rebab dalam pagelaran gending waditra lengkap.

Tabuhan kemprangan yang biasanya dimainkan beriringan dengan pola tabuhan pasieupan, dan biasanya digunakan dalam pementasan kawih sunda cianjuran, serta kacapi pantun. Baik tabuhan pasieupan atau tabuhan kemprangan memerlukan keahlian yang khsus karena pola permainan dengan tempo yang terkadang sangat cepat dan butuh keselarasan antara jari tangan kiri dengan jari tangan kanan

Tabuhan kait adalah pola tabuhan yang biasa dilantunkan dalam permainan kacapi sunda pada umumnya. Dalam memainkan kacapi dengan pola tabuhan kait tidak memerlukan kehalian khusus. Biasanya para pemula memulai belajar kacapi sunda menggunakan pola ini. Pola ini sangat cocok diiringi oleh alunan suara suling, atau bisa juga dengan iringan kawih sunda.

Dalam pola kait ada beberapa cara diantaranya : Mangkat, Pungkas, Jengkat, Pancer, Ayun, Madakeun, dan Peupeuntasan.

metode pembelajaran kacapi pelog


Mengenai detai masing-masing pola saya merasa sulit untuk menerangkan dengan menggunakan bahasa tulisan, jika sudah memiliki senggang waktu akan saya coba memberikan tutorial secara detail dari awal sampai akhir dalam bentuk VIDEO, ( kameranya belum punya kang …. )

Oke sobat panglipur, rupanya sekian dulu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa pada kesempatan berikutnya.

Perkembangan Tari Jaipong


perkembangan tari jaipong

Sobat Panglipur – Tari Jaipong merupakan kebudayaan sunda yang sudah terkenal ke mancanegara. Sejak kemunculannya banyak orang mempelajari, meneliti, dan banak pula yang hanya menikmati sebagai tontonan.

Tari jaipong tidak serta-merta ada dengan sendirinya, tapi merupakan sebuah kreasi lanjutan dari beberapa tarian pendahulunya. Seperti yang tertuang di  syair lagu sunda Adumanis seperti ini “ Ketuk tilu baheulana, klasik jeung pencak silat “ tari jaipong merupakan improvisasi dari H Suanda dari Karawang sekitar tahun 1976.

Tari Jaipong merupakan perpaduan dari beberapa tarian ketuk tilu, pencak silat, wayang golek dan beberapa pola gerak dari tarian sunda yang lain. Jika dilihat dari pola gerakannya tari japong memiliki ciri khas yang cukup unik, karena terdiri dari beberapa penerapan karakter, seperti gagah, ringan, lincah ( rancingeus ), menggoda karena ada beberapa orang yang menyebutkan bahwa gerak tari jaipong terkesan erotis, dipadukan dengan pembawaan perangai penari yang gumeulis ( kemayu ), tapi tidak luput dari gerakan-gerakan yang lucu mengundang gelak tawa.

mengenal tari jaipong


Selain gerakan yang luwes, serasi dengan lantunan waditra sunda, tari jaipong terlihat atraktif yang dibuktikan dengan kemampuan penari untuk mengikuti ketukan kendang yang mendominasi alunan musik.

Gerakan-gerakannya masih banyak terpengaruh oleh gerakan seni beladiri pencak silat. Salah satu ciri khas yang sangat nampak dari tari jaipong adalah geakannya mampu mengimbangi ketukan kendang yang terkadang sangat cepat dibeberapa kesempatan. Hal ini bagi penari yang kurang ahli akan sedikit kesulitan dalam menyesuaikan gerakannya.

Beberapa trik yang sering terlihat dimainkan oleh penari ketika irama kendang mulai meningkat maka akan diiringi dengan gerakan tangan dan badan yang sangat cepat. Jika satu ayunan tidak cukup dengan satu ketukan maka gerakan tersebut menjadi patah-patah sesuai dengan suara kendang.

Tidak hanya tangan dan kaki saja yang dituntut harus bisa mengimbangi kecepatan ketukan kendang, tapi gerak tubuh dan kepala juga akan nampak memperindah penampilan penari.
Tari jaipong merupakan sebuah tarian tradisional sunda yang diperuntukan bagi masyarakat luas yang ingin hiburan, jadi tidak hanya perempuan saja yang boleh membawakan tarian ini. Laki-laki juga bisa menari jaipong, bahkan pada beberapa kesempatan sering kita lihat tari jaipong dibawakan oleh pasangan laki-laki dang perempuan.

Seiring perkembangan dunia kesenian tarian ini cepat berkembang ke berbagai pelosok. Sehingga yang semula cikal bakalnya dari cianjur, setelah tersebar menjadikan tari jaipong memiliki banyak gaya sesuai dengan daerah yang mengembangkannya. Beberapa gaya tari jaipong diantaranya : jaipong asli cianjuran, jaipong bandung, jaipong gaya kaleran.

Sebagai kesenian sunda yang sarat dengan improvisasi, maka tidak dipungkiri lagi bahwa Tari Jaipong menjadi salah satu ikon kebudayaan masyarakat sunda. Meskipun banyak kesenian-kesenian yang lain tapi orang yang berasal dari luar jawa barat lebih mengenal tari jaipong dibanding dengan yang kesenian lain.

Banyak daya Tarik yang terkandung dalam tarian ini dimulai dari gerak penarinya, kostum atau penampilan penari, dan juga irama yang mengiringi sangat menarik untuk dinikmati

Sobat  panglipur, rupanya cukup sekian dulu yang bisa saya sapaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa pada kesempatan selanjutnya.

Mengenal Seni Tari Baksa


mengenal tari baksa jawa barat
Sobat Panglipur – Sebelum kita mempelajari sebuah tarian, sebaiknya kita memahami beberapa hal diantaranya maksud dan tujuan melangsungkan sebuah tarian. Dengan memahami maksud dan tujuan pementasan, yang diharapkan kita tidak menjadikan salah penerapan.

Seperti yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini yaitu tentang pedoman yang bisa dipelajari dari tari baksa. Tari baksa merupakan tarian yang tidak selalu dilangsungkan dalam setiap kesempatan. Maksudnya hanya pada saat-saat tertentu saja Tari Baksa itu ditampilkan. Misalnya pada saat memulai sebuah pagelaran seni tari secara umum biasanya diawali dengan pementasan tari baksa. Atau ketika hadirnya tamu agung dalam sebuah acara pagelaran seni, atau ketika menyambut datangnya mempelai laki-laki.

Dalam pementasan tari baksa bisa dilaksanakan oleh satu orang atau bisa saja ditampilkan oleh beberapa orang sesuai dengan keadaan lokasi pementasan.

Tari baksa merupakan salah satu dari rumpun tari keurseus. Menurut arti kata Baksa berasal dari dua kata yaitu “ Babak “ dan “ Yasa “ yang berarti jasa yang pertama. Oleh karena itu biasanya tari baksa tidak dilangsungkan sepanjang pagelaran, tapi biasanya hanya dilangsungkan pada awal kegiatan.

Seperti pedoman umum yang telah kita ketahui sebelumnya tentang rumpun tari keurseus adalah tarian yang dipelajari secara khusus dan memiliki gerakan yang baku. Siapapun orangnya dan dimanapun tempatnya sudah hamper dipastikan gerakan dan gending pengiringnya juga sama. Hanya mungkin ada improvisasi sebagian kecil gerakan saja yang berbeda.

mengenal seni tari baksa sunda

Mengenai gending pengiring Tari Baksa biasanya menggunakan gending lagu Sonténg yang berasal dari kata “ Soso “ dan Énténg “ yang berarti kuat dan ringan.
Sebuah tarian sunda yang dari seluruh gerakannya menggambarkan karakter seorang prajurit yang selalu waspada, dan dengan penuh keberanian serta percaya diri ketika mengemban tugas untuk melindungi tamu agung yang biasanya berasal dari kalangan Ménak atau bangsawan Sunda.

Gending pengiring biasanya menggunakan alat karawitan atau waditra lengkap, dengan menggunakan laras salendro. Sebagai suatu bentuk penghormatan kepada tamu atau orang yang dihormati agar terkesan dan merasa aman berada dilingkungan tersebut.

Penggunaan pakaian atau kostum terkadang menyesuaikan  dengan konteks acara yang digelar, tamu yang datang, serta suasana yang sedang terjadi. Terkadang menggunakan pakaian ponggawa kerajaan dengan senjata tombak, atau bisa saja menggunakan pakaian jawara, atau bahkan pakaian masyarakat  sunda kalangan biasa.

Sobat panglipur, rupanya itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan menambah kecintaan kita terhadap kebudayaan sunda tercinta.
Sampai jumpa pada kesempatan berikutnya.

Cara Setting Laras Kecapi Sunda


cara setting kacapi sunda
Sobat Panglipur – Sebagai salah satu perangkat seni karawitan sunda, kacapi menggunakan 3 laras yaitu pelog, madenda dan salendro. Dalam penggunaannya laras pelog biasanya dimainkan pada saat melantunkan kawih-kawih sunda cianjuran, pantun, atau pada pagelaran seni degung. Nuansa yang ditampilkan dari laras pelog adalah adem, span dan berwibawa.

Untuk laras madenda tidak jauh berbeda dengan laras pelog, hal ini disebabkan karena cara setting dawai atau senar kacapi hanya berbeda pada dawai ketiga.
Sedangkan untuk laras salendro akan menghasilkan suasana yang ramai, gembira dan penuh semangat. Cara setting atau cara stem dawai kecapi salendro sedikit jauh berbeda dengan laras pelog dan madenda.

Ketika kita akan setting laras kacapi, sebaiknya disandingkan dengan alat karawitan / waditra lain yang sudah disetting terlebih dahulu. Hal ini agar hasil settingan laras yang kita lakukan sesuai dengan harapan. Dalam hal ini kita membutuhkan pendengaran dan perasaan yang cukup tajam, agar bisa menyamakan dengan laras waditra yang lain.

Hal pertama yang kita harus pahami adalah susunan tangga nada yang akan dipakai
1 = Da
2 = Mi
3 = Na
4 = Ti
5= La

Jika jumlah senar kacap adalah 20 maka nada tersebut akan kembali ke nada 1 setelah mencapai nada 5 ( dawai nomor 6 kembali lagi ke nada 1 )
Jadi secara singkatnya kacapi sunda terdiri dari 5 nada dengan 4 oktaf.

Jika kita kurang yakin dengan pendengaran dan perasaan, maka ada beberapa aplikasi yang sangat mempermudah kita untuk setting laras kecapi sunda.
Salah satu aplikasinya yang biasa saya gunakan adalah aplikasi android yang bernama Da Tuner, sobat panglipur bisa di unduh di google playstore.

Cara Setting kacapi menggunakan Nada dasar G
Tangga nada / laras PELOG bisa disesuaikan sehingga tersusun seperti berikut
Da     disimbolkan dengan angka 1 = G
Mi      disimbolkan dengan angka 2 = F#
Na     disimbolkan dengan angka 3 = D
Ti       disimbolkan dengan angka 4 = C
La      disimbolkan dengan angka 5 = B

Selanjutnya Tangga nada / laras MADENDA dengan Nada 4 = Tugu, bisa disesuaikan sehingga tersusun seperti berikut
Da     disimbolkan dengan angka 1 = G
Mi      disimbolkan dengan angka 2 = F#
Na     disimbolkan dengan angka 3 = E
Ti       disimbolkan dengan angka 4 = C
La      disimbolkan dengan angka 5 = B

Tangga nada / laras MADENDA dengan Nada 4 = Panelu, bisa disesuaikan sehingga tersusun seperti berikut
Da     disimbolkan dengan angka 1 = G
Mi      disimbolkan dengan angka 2 = F#
Na     disimbolkan dengan angka 3 = D
Ti       disimbolkan dengan angka 4 = C#
La      disimbolkan dengan angka 5 = B

Yang terakhir yaitu Tangga nada / laras SALENDRO bisa disesuaikan sehingga tersusun seperti berikut
Da     disimbolkan dengan angka 1 = G
Mi      disimbolkan dengan angka 2 = F dikurangi 48 cent
Na     disimbolkan dengan angka 3 = D ditambah 28 cent
Ti       disimbolkan dengan angka 4 = C dikurangi 8 cent
La      disimbolkan dengan angka 5 = A# dikurangi 48 cent

Untuk laras salendro harap lebih detail ketika penambaha dan pengurangan nada. Pada dasarnya susunan tangga nada G, F, D, C, A sudah menjadikan laras salendro, tapi bukan laras salendro sunda, melainkanlaras salendro cina. Jika kita menginginkan detail yang tepat maka penambahan atau pengurangan nilai cent juga harus dipertimbangkan.

Sobat panglipur, rupanya cukup sekian dulu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini semoga bisa bermanfaat, dan sampai jumpa pada kesempatan berikutnya

Kecapi Sunda Menurut Jenisnya

kecapi sunda menurut jenisnya
Sobat Panglipur – Pada kesempatan yang lalu saya sudah bercerita  tentang gambaran secara umum tentang kecapi sunda. Saya mohon maaf karena ceritanya kurang jelas, hal itu karena saya tiba-tiba sakit kepala dan gak bisa konsentrasi dalam bercerita. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya akan membahas secara detail tentang kecapi sunda berdasarkan jenisnya.

Kecapi sunda yang merupakan salah satu budaya sunda yang sudah ada sejakjaman dulu, dibagi menjadi beberapa jenis menurut bentuk dan penggunaannya. Jika dilihiat dari bentuknya kecapi sunda terdiri dari kecapi perahu dan kecapi siter.
Disebut kecapi perahu karena bentuknya yang menyerupai sebuah perahu yang mana kedua ujungnya melengkung ke atas, biasanya badan kecapi terbuat dengan ukuran yang cukup besar, meskipun perhitungan jarak antar dawai dan panjang dawai sama dengan kecapi siter. Pada jaman dulu kecapi perahu kadang dibuat langsung pada bongkahan kayu yang dibentuk dengan cara dipahat dan dihiasi dengan ukiran yang indah.

Selanjutnya yang disebut kecapi siter adalah penyederhanaan dari kecapi perahu. Bahannya biasanya dibuat dari papan kayu pilihan, yang dibentuk menjadi kotak kayu tipis segi 5. Dengan bentuknya yang simple dan bobotnya yang ringan sangat memungkinkan kecapi siter untuk dibawa bepergian kemana-mana.

Dalam sebuah pagelaran besar biasanya kedua jenis kecapi ini dimainkan bersamaan sehingga bisa saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.
Jika dipandang dari cara penggunaannya kecapi dibagai menjadi beberapa jenis, yaitu kecapi indung, kecapi rincik, kecapi kawih.

Kecapi indung digunakan atau dimainkan sebagai indung ( ibu ). Pada dasarnya kecapi indung sangat berguna sebagai pedoman ( lelencer ) yang akan diikuti oleh kecapi rincik dan kecapi kawih.
Kecapi indung biasanya berbentuk kecapi perahu, perannya sangat dominan pada sebuah pagelaran seni. Kecapi indung memberi laras, pemberi aba-aba, dan juga berperan sebagai penuntun lagu, dan juga sebagai pembawa irama lagu yang akan mempermudah penembang atau juru kawih dalam melantunkan kawih sunda.

Dengan bentuk dan ukuran kacapi indung yang besar dibnding kacapi yang lain, penggunaan senar kacapi juga ada yang menggunakan 18 senar da nada yang menggunakan 20 senar

Kecapi rincik bertugas sebagai pelengkap nada dan bisa menjadikan sebuah rangkaian nada menjadi sangat dinamis, mengapa disebut pelengkap nada ?
Itu jika dilihat dari sudut pandang saya sendiri, hal ini terbukti ketika saya ketinggalan petikan dalam memainkan kecapi indung, menjadi tersamarkan karena adanya peran kecapi rincik hehehehe…
Makanya menurut versi saya sendiri kecapi rincik bisa jadi pelengkap nada bagi kecapi indung :D

Dengan adanya kecpai rincik perpaduan nada yang dihasilkan akan menjadi sangat indah dan dinamis, mengalun bersamaan atau bersahutan.
Ukuran kacapi rincik lebih kecil dari kacapi indung meskipun bentuknya terkadang dibuat sama persis. Jumlah senar yang digunakan ada yang lengkap 20 senar, ada pula yang Cuma menggunakan 15 senar / dawai

Selanjutnya kecapi kawih sangat berperan dalam memandu juru kawih dalam melantunkan lagu. Biasanya kecapi kawih dimainkan pada pertunjukan kecapi tunggal. Meskipun hanya pertunjukan kecapi tunggal akan sangat berkesan jika dimainkan oleh sesorang yang sudah mahir dalam penggunaannya.

Hanya dengan satu alat musik karawitan saja bisa terdengar ramai layaknya memainkan waditra secara lengkap. Jenis kacapi inilah yang banyak digunakan dikalangan masyarakat sunda, karena bentuk yang simple, ukuran sedang serta penggunaan dawai atau senar berjumlah lengkap 20 senar.

Sobat penglipur, rupanya cukup sekian dulu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa pada kesempatan berikutnya.

Mengenal Alat Musik Kecapi Sunda

mengenal kecapi sunda
Sobat Panglipur – Kecapi sunda merupakan salah satu alat musik karawitan yang dimainkan dengan cara dipetik. Dengan berbekal 20 senar kecapi sunda biasanya disetting menggunakan 3 laras yaitu pelog, salendro, madenda.

Kacapi sunda bisa dimainkan secara mandiri atau biasa disebut kacapi tunggal, atau bisa berkolaborasi dengan alat musik yang lain. Alat musik yang biasa dimainkan bersama dengan kacapi adalah suling atau rebab. Tapi jika pada pagelaran yang besar bisa digabungkan dengan berbagai alat karawitan yang lengkap.

Pada pagelaran degung biasanya kacapi dimainkan dengan waditra ( alat musik karawitan ) yang lengkap. Penggunaan alat musik kacapi yang lumrah dan terkenal yaitu kesenian kecapi suling. Untuk memainkan kecapi suling biasanya disetting dengan laras pelog.

Acara-acara yang biasa mempertontonkan kesenian kecapi sunda yaitu ketika upacara adat serah terima pengantin.
Mempelai laki-laki biasanya disambut dengan alunan kacapi suling, yang diikuti tarian adat sunda oleh Ki Lengser. Sebagai alat musik tradisional perkembangan kecapi pada saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat dari para generasi muda untuk mempelajarinya.

Jika dimainkan oleh orang yang ahli, akan menghasilkan performa yang sangat luar biasa. Meskipun hanya permainan kecapi tunggal ( tanpa di iringi alat musik lain ) tapi akan terdengar seperti memainkan alat musik yang lengkap. Dengan kemampuan ahli seolah-olah akan mendengar suara alat musik lain seperti suara kendang, saron, panerus dan goong.

Salah satu pemain kacapi tunggal yang sangat terkenal yaitu Hj. Yoyoh Supriatin yang biasa memainkan kecapi dalam laras salendro.

Detail kecapi sunda memiliki 20 senar yang terbagi dalam 5 nada, dan mencapai 3 oktaf. Baik laras pelog, salendro maupun madenda sama menggunakan tangga nada Da, Mi, Na, Ti, La.
Cuma ada sedikit perbedaan antara ketiga laras tersebut adalah pada tinggi rendahnya nada.

Berhubung saat ini saya sedang kurang enak badan, mengenai cara setting kecapi sunda akan saya bahas pada kesempatan selanjutnya.

Sobat panglipur, rupanya itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kal ini. Semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa dilain kesempatan.

Mengenal Seni Karawitan Sunda

menenal seni karawitan

Sobat Panglipur – Mungkin diantara kita ada yang pernah dengar kata karawitan. Khususnya dipulau jawa dan bali seni karawitan masih banyak dijumpai diberbagai pelosok.
Di tatar pasundan seni karawitan yang termasuk seni buhun, atau seni tradisional jaman dahulu, masih bisa bertahan meskipun sangat bersaing ketat dengan seni modern.

Apa itu karawitan sunda ?
Salah satu bentuk kesenian sunda yang sudah ada sejak jaman dulu. Karawitan adalah seni gamelan dan seni suara, atau bisa saja berbentuk perpaduan antara seni gamelan dengan seni suara, yang menggunakan laras pelog dan salendro.

Seni karawitan termasuk kategori seni pertunjukan, perpaduan yang sempurna antara seni gamelan dengan seni suara ditambah keahlian para ahli karawitan ( pangrawit ) akan menimbulkan suasana yang sangat menakjubkan.

Karawitan merupakan seni yang sangat memasyarakat di tatar pasundan, banyak sekali para ahli yang  tersebar diseluruh pelosok jawa barat pada khususnya.
Untuk menyajikan pertunjukan yang baik tidak hanya didukung oleh para ahli yang memainkannya, tapi juga mutlak didukung oleh kualitas waditra atau alat musik yang digunakan.

Proses pembuatan waditra biasanya dilakukan dengan cara tradisional dan dipelajari secara otodidak sertaturun temurun. Waditra yang baik biasanya terbuat dari bahan perunggu, tapi berhubung cara pengolahan yang cukup sulit serta kelangkaan bahan yang diperlukan menyebabkan harga yang sangat tinggi. Hal ini tidak menyebabkan para pelaku seni karawitan patah semangat, sehingga mencoba beberapa bahan diantaranya dengan menggunakan besi sebagai bahan baku.

mengenal seni karawitan

Seni karawitan terdiri dari 3 bentuk yaitu :

Karawitan Sekar
Seni karawitan yang terbentuk melalui penyajian seni suara manusia. Karawitan sekar menurut pola penyajian dan teknik memainkan terdiri dari 2 bagian yaitu :

Karawitan sekar tandak yaitu sekar atau lagu yang terikat dengan birama atau wiletan dalam menyanyikan lagu seperti lagu-lagu panambih tembang sunda atau tembang cianjuran, lagu-lagu kawih sunda atau lagu yang biasa dibawakan oleh sinden, serta lagu-lagu pupuh sekar tandak.

Karawitan sekar irama merdika yaitu sekar atau lagu yang tidak terikat dengan birama atau wiletan dalam menyanyikan lagunya, seperti lagu-lagu pupuh, lagu tembang cianjuran, lagu-lagu pupuh irama merdika.

Karawitan Gending
Seni karawitan yang terbentuk melalui penyajian alat musik / gamelan/ waditra. Bentuk penyajian seni karawitan gending diantaranya yaitu : kacapi suling, degung instrmen, dan gending karatagan.
Penyajian karawitan gending biasanya digunakan pada saat mengiringi seni tari dari jenis tari keurseus, atau ketika pada saat pembukaan acara pagelaran seni yang biasa juga disebut tatalu.

Karawitan Sekar Gending
Seni karawitan yang terbentuk yang penyajiannya berdasarkan perpaduan antara karawitan sekar dan karawitan gending.

Metode penyajiannya sangat atraktif karena biasanya juga dipadukan dengan seni-seni yang lain diantaranya dengan beberapa jenis tarian sunda.
Yang termasuk kesenian karawitan sekar gending diantaranya adalah lagu-lagu sekar gending, lagu-lagu kawih sunda sempal guyon, dang gending karasmenan yang biasa digunakan pada acara léngséran pada saat serah terima calon pengantin.

Sobat panglipur, sebenarnya masih banyak hal-hal menenai seni karawitan, tapi sehubungan dengan pemahaman saya baru sampai seperti terurai diatas maka pembahasan saya akan dicukupkan sampai disini dulu. Insya Alloh saat yang akan data akan saya lanjutkan membahas tentang seni karawitan lebih lanjut setelah saya mendapat referensi baik dari wawancara langsung dengan narasumber maupun dengan mencari rujukan dari berbagai pihak.
semoga sekelumit pemaparan diatas bisa bermanfaat, sampai jumpa dilain kesempatan.

Mengenal Karakter Tari Keurseus

mengenal karakter tari keurseus
Sobat Panglipur – Tari Keurseus pertama diciptakan pada sekitar tahun 1920. Oleh lurah Rancaekek pada masa itu R. Sambas Wirakusumah yang merasa prihatin menyaksikan para menak yang tidak bisa menari, ketika menghadiri undangan atau perhelatan budaya pada masa itu.
Karena pada saat kemampuan menari merupakan hal yang harus dimiliki oleh para menak atau pangreh praja. Jika ada para menak atau pada saat ini bisa juga disebut pejabat tidak bisa menari maka akan merasa malu, dan mungkin akan dipermalukan dihadapan umum.

Oleh karena itu beliau berinisiatif melakukan pembelajaran seni tari untuk kaum laki-laki dikalangan bangsawan. Selanjutnya menciptakan sebuah tarian yang bernama tari keurseus atau tari kursus. Nama itu disesuaikan dengan keperluan pada saat itu yaitu untuk metode pembelajaran atau kursus, sehingga muncul tarian dengan nama tari Kursus atau dalam istilah budaya sunda disebut tari keurseus.

Tari kursus sebenarnya sangat mudah dipelajari karena memiliki gerakan tari yang baku. Siapa saja yang membawakannya dan ditempat manapun gerak tari dan pembawaan karakternya dimungkinkan akan sama. Hal ini terjadi karena hanya lagu-lagu tertentu yang bisa mengiringi gerakan tari keurseus.

Tari keurseus sangat menonjolkan karakter seseorang pria sunda, jika yang membawakan tarian adalah orang lang lungguh atau sopan, nyatria atau gagah.
Berdasarkan karakter atau perwatakan tari keurses dibagi menjadi beberapa pembawaan yaitu :

Lenyepan

Metode tarian yang bersifat lungguh atau sopan, yang pembawaannya sangat luwes di iringi irama yang bertempo lambat. Ciri khas penari yang membawakannya menceritakan kepribadian yang lembut, dengan gerakan yang lambat dan diiringi perasaan, serta kepala atau arah pandangan mata sedikit tertunduk.

Hal ini dipengaruhi banyak faktor agar bisa mencapai kesempurnaan penyajian. Irama yang dimainkan sangat berpengaruh terhadap pembawaan tari keurseus dengan metode Lenyepan.
Gending Sulanjana, Banjaran atau Udan Mas biasanya digunakan untuk mengiringi Tari keurseus metode Lenyepan.
Gerak langkah kaki juga sudah disetting sedemikian rupa agar pembawaan karakter bisa tepat tapi ketukan juga tidak sampai salah.

Nyatria

Metode tarian yang pembawaannya lanyap yaitu mengedepankan keluwesan gerakan, tapi iringan gending yang bertempo cukup cepat, setingkat lebih cepat di banding irama gending yang mengiringi metode Lenyepan.

Ciri khas tari keurseus dengan metode Nyatria yaitu menggambarkan karakter seseorang yang bersifat lanyap atau gagah seperti ksatria tapi tidak melupakan unsur kesopanan. Pembawaan yang disuguhkan yaitu dengan gerak badan yang ringan tapi terukur, tergambar dari banyaknya gerakan yang bersifat patah-patah dan terkesan tegas.
Pandangan tertuju lurus kedepan, dengan gerakan kepala yang lincah mengikuti irama gending. Gerakan yang terlihat patah-patah mengikuti ketukan kendang sangat menggambarkan ketegasan dan kewaspadaan.

Gending yang mengiringi metode ini adalah Gawil atau Kakacangan.

Monggawa

Sebuah karakter tarian yang terkesah gagah, tegas, uat dan waspada. Pembawaan tari kerseus dengan metode moggawa mengedepankan ketegasan gerak dan lagkah yang seirama dengan iringan gending, disertai pandangan lurus kedepan dan terkadang sedikit mendongak keatas. Hal ini sangat menggambarkan sossok yang gagah berani tak pernah takut menghadapi berbagai ancaman.
Penggambaran sosok seorang ponggawa yang selalu sigap, siap siaga dalam menghadapi berbagai masalah, sangat tergambar dari beberapa gerakan yang seolah bersifat pukulan dan tendangan.
Banyak gerakan yang bersifat perpindahan anggota badan yang terukur dan disiplin, kalau dipandang secara sepintas bahkan seperti gerakan baris-berbaris seorang prajurit yang di iringi gending yang mengalun.

Sobat panglipur, tidak selamanya metode gerak tari keurseus tersebut dibawakan sejak awal sampai berakhirnya tarian.
Sebuah tarian bisa menggabungkan semua metode dari mulai Lenyepan, Nyatria, dan Monggawa. Salah satu tari yang menggabungkan beberapa metode adalah Tari Kawitan memiliki karakter tari yang luwes tapi sewaktu-waktu bisa berubah menjadi tegas dan berwibawa.
Banyak gerakan yang berubah secara tiba-tiba dari semula gerakan yang luwes menjadi gerakan yang kuat dan bertenaga. Penerjemahan sikap seseorang yang sopan tapi dibalik itu memiliki sifat pemberani dan juga sangat berwibawa.

Oke sobat, rupanya cukup sekian dulu yang bisa saya sampaikan, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa dilain kesempatan.

Jenis Tarian Sunda

Mengenal jenis tarian sunda
Sobat Panglipur – Disetiap daerah pasti memiliki unsur dan corak kebudayaan yang beragam. Dari mulai karakter penduduk, kepercayaan, kesenian, serta jenis dan ragam kebudayaan yang lain. Itu merupakan salah satu bukti kalau Indonesia itu sangat kaya akan kebudayaan daerah yang tidak kalah dengan kebudayaan asing.
Sebagai generasi penerus bangsa jangan sampai kita melupakan budaya yang kita miliki.

Pada kesempatan ini saya akan membahasa sedikit tentang salah satu budaya sunda yaitu dalam hal kesenian, dan akan lebih merujuk kepada kesenian tari.
Pada akhir-akhir ini kita banyak melihat dan mengetahui bahwa banyak tarian yang beredar di masyarakat. Ada Tari Jaipong, Tari Tayuban, Tari Topeng, dan masih banyak tarian lain dari mulai yang murni tradisional sunda sampai yang sudah dikolaborasikan dengan budaya modern.

Dari sekian banyak tarian yang jadi bagian dari budaya sunda itu dikelompokkan menjadi beberapa jenis tarian. Nama-nama tarian diatas adalah bagian dari hasil pengelompokkan tarian sunda berdasarka jenisnya.

Berikut ini ada beberapa jenis tarian sunda :

Tarian Upacara atau Pemujaan

Jenis tarian ini dilangsungkan pada berbagai acara adat. Pada kegiatan adat tradisional biasanya diiringi maksud tertentu, seperti perayaan panen, mapag taun, pernikahan dan berbagai acara sacral lainnya.
Tarian yang dibawakan pasti akan berbeda dengan pelaksanaan kegiatan yang bersifat hiburan. Mengenai jenis tarian yang biasa dibawakan dalam kegiatan ini, akan kita bahas dalam kesempatan berikutnya.

Siapapun orangnya yang membawakan tarian ini sudah pasti para penari yang terlatih, karena selain daripada membawakan gerak tari tapi diiringi dengan ritual-ritual tertentu.
Musik pengiring tarian yang bersifat ritual biasanya terdiri dari gendingan yang lengkap atau bisa saja hanya menggunakan beberapa alat musik khusus yang dipercaya memiliki unsur kekuatan magis atau dipercaya membawa keberkahan.

Tari Tayuban

Tarian ini biasanya dilangsungkan pada saat hiburan atau resepsi, dan juga pada saat penyelenggaraan hiburan rakyat. Tari tayuban  diiringi oleh alat musik berupa gamelan lengkap. Para juru kawih atau sinden akan melantunkan lagu-lagu sesuai dengan permintaan tamu. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika ada tamu yang minta dinyanyikan sebuah lagu jangan sampai juru kawih tidak bisa menyanyikannya, atau tidak hafal lirik lagunya.

Hal ini akan membuat para tamu undangan tersinggung, atau akan menjadi bahan olok-olok para penonton. Juru kawih harus memiliki perbendaharaan lagu yang sangat banyak.

Selain juru kawih yang tidak kalah pentingnya yaitu peran para penari atau biasa juga disebut ronggeng. Tari tayuban merupakan tarian rakyat jadi siapa saja yang menginginkan bisa menari dan tanpa harus memiliki kemampuan khusus. Hal ini dikarenakan merupakan mutlak tarian untuk hiburan.

Tari Keurseus / kursus

Tari keurseus merupakan bagian dari tari tayuban tapi yang dilangsungkan dengan tertiba dan teratur. Hal ini mengakibatkan tidak semua orang bisa mengikutinya. Hanya orang-orang yang memiliki kemampuan dalam bidang tersebut yang bisa menari tari keurseus.

Biasanya para penari ( ronggeng ) yang notabene merupakan para perempuan, sudah dibekali kemampuan membawakan tarian sesuai dengan judul lagu dan irama yang dibawakan.
Merasa tidak ingin kalah dengan kemampuan kaum perempuan maka kaum laki-laki juga mempelajari tarian denan cara belajar di paguron tari atau disebut kursus.

Tari keurseus merupakan modal awal bagi para laki-laki untuk mengikuti acara pagelaran tari. Gerakan tari keurseus sangat teratur dan memiliki makna tersendiri. Tarian ini biasanya dipelajari dan dibawakan oleh para menak atau bangsawan.

Laki-laki dari kalangan bangsawan sunda akan merasa malu kalau tidak bisa menari, hal inilah yang menjadi awal adanya pembelajaran seni tari bagi kaum laki-laki.
Meskipun tarian ini banyak diajarkan disekolah-sekolah menak pada jamannya tapi tidak menutup kemungkinan masyarakat dari kalangan bawah untuk mempelajarinya.

Tarian ini tidak hanya menggambarkan suasana hiburan, tapi sangat menonjolkan estetika. Sesuai dengan karakternya tari keurseus terdiri dari beberapa karakter yang sangat kental
Beberapa karakter atau perwatakan tari keurseus adalah Lenyepan, Nyatria, Monggawa.

Tari Wayang

Tarian ini sangat menonjolkan karakter tokoh wayang. Selain daripada itu tari wayang menggambarkan alur sebuah cerita pewayangan seperti mahabarata dan cerita-cerita pewayangan yang lain.

Tarian ini biasanya diiringi oleh guneman atau atau bisa juga disebut prolog oleh seorang dalang. Jadi selain gerakan tari menggambarkan karakter tokoh wayang dan alur sebuah cerita, akan diperjelas dengan guneman atau prolog yang dibawakan oleh Ki Dalang.

Tari wayang merupakan tarian yang bisa dibawakan oleh semua gender. Baik laki-laki maupun perempuan, tapi gerakan dan tata cara membawakannya juga akan sangat berbeda antara karakter tokoh yang satu dengan yang lainnya.

Beberapa karakter tarian yang dibawakan ada beberapa tingkatan sesuai dengan tokoh yang dibawakan. Karakter tokoh laki-laki : Satria lenyep, satria lanyap, satria lungguh, satria dangah, danawa raja, danawa senopati, danawa balad. Karakter tokoh perempuan : Lenyep, lanyap

Banyak hal yang membedakan pembawaan karakter tarian. Salah satu contohnya dari iringan musik dan juga dari pandangan penari. Satria lanyap pandangan lurus kedepan, sedangkan satria lungguh pandangan kebawah, satria dangah pendangan sedikit mendongak ke atas.

Sobat panglipur, sebenarnya masih banyak jenis tarian sunda yang ada dikalangan masyarakat, tapi saya belum berani membahasnya disini karena ada beberapa hal yang kurang saya pahami. Insya Alloh dikesempatan yang akan datang saya akan membahasnya lebih lanjut setelah mendapatkan narasumber yang sesuai. Sekelumit cerita diatas cukup bisa menggambarkan kekayaan budaya sunda yang sudah terkenal ke mancanegara. 

Oke sobat rupanya cukup sekian dulu yang bisa saya sampaikan, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa dilain kesempatan.

Pedoman Hidup Orang Sunda Bagian 2


pedoman hidup orang sunda
Sobat Panglipur – Pada kesempatan yang lalu kita telah kita bahas pedoman hidup orang sunda bagian 1, mudah-mudahan bisa dipahami dan berguna.

Kesempatan kali ini akan kita lanjutkan kepedoman yang lain

Diasuh ku lungguh
Kesederhanaan menjadi pedoman hidup orang sunda, karena mereka berpikir bahwa hidup sederhana itu bukan berarti berlaku miskin.

Hirup mah kudu diasuh ku lungguh yang artinya hidup itu harus dengan kesederhanaan. Arti kata sederhana bukan dalam sisi penampilan saja tapi dari segala sisi. Misalnya ketika kita bisa menyederhanakan masalah yang sedang terjadi maka seberat apapun ujian yang kita terima akan terasa mudah untuk dilalui.

Diasah ku kanyaah
Dengan pedoman hidup itu maka kita akan mudah menebarkan hal-hal positif. Prinsip paling mendasar dalam hidup manusia yaitu cinta dan kasih sayang.
Hirup mah kudu diasah ku kanyaah yang artinya kita harus terbiasa atau membiasakan diri untuk mengedepankan rasa cinta dan kasih saying. Hal tersebut bisa diterapkan terhadap sesama manusia atau pun antara manusia dengan alam.

Jika dalam hati manusia sudah timbul rasa menyayangi dan mengasihi, maka segala sesuatu akan mudah untuk diselesaikan. Jangankan Cuma sebatas pertengkaran tapi perang besar yang sudah terjadipun bisa berhenti jika rasa menyayangi dan mengasihi timbul dalam jiwa kita.

Dipiara ku rasa
Rasa merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan, dan bisa diperoleh dengan pengalaman. Hal ini salah satunya bisa dibuktikan dengan lidah, kita bisa merasa asin jika kita sudah mengalami makan garam.

Orang sunda sangat meyakini kalau pengalaman itu adalah guru yang tak ternilai harganya.
Hirup mah kudu dipiara ku rasa yang artinya hidup itu harus dipelihara dengan rasa. Salah satu pembelajaran dalam kehidupan orang sunda yaitu ngaji rasa.

Ulah sok nyiwit ka batur, lamun urang ngarasa nyeri lami diciwit artinya jangan kita mencubit orang lain kalau kita sendiri merasa sakit kalau dicubit. Jika pedoman ini bisa dilaksanakan maka tidak akan ada yang menyakiti orang lain, karena sebelum melakukannya mereka sudah merasakan sendiri bagai mana jika dia yang disakiti.

Dijaga Ku Du’a
Segala apa yang kita lakukan, seberapa besar kita berusaha sekuat tenaga maka kita tidak akan tercapai hasil yang maksimal tanpa di iringi dengan do’a.
Semua kembali kepada sang pencipta, manusia tidak ada daya upaya kecuali karena pertolongan Yang Maha Kuasa.

Hirup mah kudu dijaga ku du’a yang arinya hidup itu harus dijaga dengan do’a. tidak ada kekuatan yang bisa menandingi kekuatan do’a. Dalam kita berusaha mencapai cita-cita janganlah kita lupa untuk diiringi dengan berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar diberi kemudahan dalam menggapai keinginan.

Dalam menjalani kehidupan kesundaan yang asli mereka selalu menjaga agar tidak pernah keluar dari aturan yang telah ditetapkan. Dalam budaya sunda ada istilah yang sangat familiar dalam bahasa sunda yaitu Silih asah, silih asih, silih asuh. Jika hal itu bisa terlaksana maka diharapkan kehidupan yang harmonis akan terjalin.

Saling ingat mengingatkan, saling sayang menyayangi, dan saling menjaga.

Sobat panglipur, itulah ringkasa dari pedoman hidup orang sunda secara keseluruhan. Mereka selalu mempertahankan hal tersebut secara turun temurun dan tidak akan pernah lekang termakan jaman.

Rupanya cukup itu yang bisa saya sampaikan, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa dilain kesempatan