KUPAS BUDAYA INDONESIA

Mengenal Seni Tari Baksa


mengenal tari baksa jawa barat
Sobat Panglipur – Sebelum kita mempelajari sebuah tarian, sebaiknya kita memahami beberapa hal diantaranya maksud dan tujuan melangsungkan sebuah tarian. Dengan memahami maksud dan tujuan pementasan, yang diharapkan kita tidak menjadikan salah penerapan.

Seperti yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini yaitu tentang pedoman yang bisa dipelajari dari tari baksa. Tari baksa merupakan tarian yang tidak selalu dilangsungkan dalam setiap kesempatan. Maksudnya hanya pada saat-saat tertentu saja Tari Baksa itu ditampilkan. Misalnya pada saat memulai sebuah pagelaran seni tari secara umum biasanya diawali dengan pementasan tari baksa. Atau ketika hadirnya tamu agung dalam sebuah acara pagelaran seni, atau ketika menyambut datangnya mempelai laki-laki.

Dalam pementasan tari baksa bisa dilaksanakan oleh satu orang atau bisa saja ditampilkan oleh beberapa orang sesuai dengan keadaan lokasi pementasan.

Tari baksa merupakan salah satu dari rumpun tari keurseus. Menurut arti kata Baksa berasal dari dua kata yaitu “ Babak “ dan “ Yasa “ yang berarti jasa yang pertama. Oleh karena itu biasanya tari baksa tidak dilangsungkan sepanjang pagelaran, tapi biasanya hanya dilangsungkan pada awal kegiatan.

Seperti pedoman umum yang telah kita ketahui sebelumnya tentang rumpun tari keurseus adalah tarian yang dipelajari secara khusus dan memiliki gerakan yang baku. Siapapun orangnya dan dimanapun tempatnya sudah hamper dipastikan gerakan dan gending pengiringnya juga sama. Hanya mungkin ada improvisasi sebagian kecil gerakan saja yang berbeda.

mengenal seni tari baksa sunda

Mengenai gending pengiring Tari Baksa biasanya menggunakan gending lagu Sonténg yang berasal dari kata “ Soso “ dan Énténg “ yang berarti kuat dan ringan.
Sebuah tarian sunda yang dari seluruh gerakannya menggambarkan karakter seorang prajurit yang selalu waspada, dan dengan penuh keberanian serta percaya diri ketika mengemban tugas untuk melindungi tamu agung yang biasanya berasal dari kalangan Ménak atau bangsawan Sunda.

Gending pengiring biasanya menggunakan alat karawitan atau waditra lengkap, dengan menggunakan laras salendro. Sebagai suatu bentuk penghormatan kepada tamu atau orang yang dihormati agar terkesan dan merasa aman berada dilingkungan tersebut.

Penggunaan pakaian atau kostum terkadang menyesuaikan  dengan konteks acara yang digelar, tamu yang datang, serta suasana yang sedang terjadi. Terkadang menggunakan pakaian ponggawa kerajaan dengan senjata tombak, atau bisa saja menggunakan pakaian jawara, atau bahkan pakaian masyarakat  sunda kalangan biasa.

Sobat panglipur, rupanya itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan menambah kecintaan kita terhadap kebudayaan sunda tercinta.
Sampai jumpa pada kesempatan berikutnya.

0 comments:

Post a Comment