Sobat Panglipur – Pada kesempatan yang lalu saya
sudah bercerita tentang gambaran secara umum tentang kecapi sunda. Saya mohon maaf karena ceritanya kurang jelas, hal
itu karena saya tiba-tiba sakit kepala dan gak bisa konsentrasi dalam
bercerita. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya akan membahas secara detail
tentang kecapi sunda berdasarkan jenisnya.
Kecapi sunda yang merupakan salah satu budaya sunda yang sudah ada sejakjaman dulu, dibagi
menjadi beberapa jenis menurut bentuk dan penggunaannya. Jika dilihiat dari
bentuknya kecapi sunda terdiri dari kecapi perahu dan kecapi siter.
Disebut kecapi
perahu karena bentuknya yang menyerupai sebuah perahu yang mana kedua ujungnya
melengkung ke atas, biasanya badan kecapi terbuat dengan ukuran yang cukup
besar, meskipun perhitungan jarak antar dawai dan panjang dawai sama dengan
kecapi siter. Pada jaman dulu kecapi perahu kadang dibuat langsung pada
bongkahan kayu yang dibentuk dengan cara dipahat dan dihiasi dengan ukiran yang
indah.
Selanjutnya
yang disebut kecapi siter adalah penyederhanaan dari kecapi perahu. Bahannya biasanya
dibuat dari papan kayu pilihan, yang dibentuk menjadi kotak kayu tipis segi 5. Dengan
bentuknya yang simple dan bobotnya yang ringan sangat memungkinkan kecapi siter
untuk dibawa bepergian kemana-mana.
Dalam sebuah
pagelaran besar biasanya kedua jenis kecapi ini dimainkan bersamaan sehingga
bisa saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.
Jika dipandang
dari cara penggunaannya kecapi dibagai menjadi beberapa jenis, yaitu kecapi
indung, kecapi rincik, kecapi kawih.
Kecapi indung
digunakan atau dimainkan sebagai indung ( ibu ). Pada dasarnya kecapi indung sangat
berguna sebagai pedoman ( lelencer ) yang akan diikuti oleh kecapi rincik dan
kecapi kawih.
Kecapi indung
biasanya berbentuk kecapi perahu, perannya sangat dominan pada sebuah pagelaran
seni. Kecapi indung memberi laras, pemberi aba-aba, dan juga berperan sebagai
penuntun lagu, dan juga sebagai pembawa irama lagu yang akan mempermudah
penembang atau juru kawih dalam melantunkan kawih sunda.
Dengan bentuk
dan ukuran kacapi indung yang besar dibnding kacapi yang lain, penggunaan senar
kacapi juga ada yang menggunakan 18 senar da nada yang menggunakan 20 senar
Kecapi
rincik bertugas sebagai pelengkap nada dan bisa menjadikan sebuah rangkaian nada
menjadi sangat dinamis, mengapa disebut pelengkap nada ?
Itu jika dilihat
dari sudut pandang saya sendiri, hal ini terbukti ketika saya ketinggalan
petikan dalam memainkan kecapi indung, menjadi tersamarkan karena adanya peran kecapi
rincik hehehehe…
Makanya menurut
versi saya sendiri kecapi rincik bisa jadi pelengkap nada bagi kecapi indung :D
Dengan adanya
kecpai rincik perpaduan nada yang dihasilkan akan menjadi sangat indah dan
dinamis, mengalun bersamaan atau bersahutan.
Ukuran kacapi
rincik lebih kecil dari kacapi indung meskipun bentuknya terkadang dibuat sama
persis. Jumlah senar yang digunakan ada yang lengkap 20 senar, ada pula yang Cuma
menggunakan 15 senar / dawai
Selanjutnya
kecapi kawih sangat berperan dalam memandu juru kawih dalam melantunkan lagu. Biasanya
kecapi kawih dimainkan pada pertunjukan kecapi tunggal. Meskipun hanya
pertunjukan kecapi tunggal akan sangat berkesan jika dimainkan oleh sesorang
yang sudah mahir dalam penggunaannya.
Hanya dengan
satu alat musik karawitan saja bisa terdengar ramai layaknya memainkan waditra
secara lengkap. Jenis kacapi inilah yang banyak digunakan dikalangan masyarakat
sunda, karena bentuk yang simple, ukuran sedang serta penggunaan dawai atau
senar berjumlah lengkap 20 senar.
Sobat penglipur, rupanya cukup sekian dulu
yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan
sampai jumpa pada kesempatan berikutnya.
0 comments:
Post a Comment